Rabu, 28 November 2012

Dengan Cluster Ubi Kayu untuk Mokaf, Petani berpenghasilan Rp 5- 15 juta/bulan


 
H. Suharyo Husen, BSc, SE, MBA, Ketua Umum Masyarakat Singkong Indonesia (MSI), menyatakan bahwa untuk mensejahterakan petani singkong, MSI telah mencanangkan Gerakan Nasional Singkong Sejahtera Bersama pada tanggal 28 Februari 2012 di Pandeglang. Tujuan lain dari Gernas ini adalah untuk melaksanakan kelas-kelas pertanian singkong yang petaninya mengolah singkong hingga sampai dengan chip, 

 chip tersebut dikirim ke pabrik untuk diolah menjadi tepung mocaf. Para petani singkong yang terlibat di dalamnya dapat berpenghasilan 5 - 15 juta per bulannya.
Mulai berkembangnya singkong sebagai pangan pengganti, khususnya mocaf, MSI (Masyarakat Singkong Indonesia) mengusung sistem kelas untuk bisnis singkong, salahsatunya adalah bisnis mocaf (modification cassava fermentation). Dengan adanya sistem kelas untuk industri mocaf ini, kemungkinan besar Indonesia dapat ekspor mocaf hingga ke luar negeri.
Sistem kelas yang dimaksud adalah dengan membangun perkebunan singkong di setiap kabupaten seluas 300 ha, di mana di dalamnya terdapat petani singkong dan pabrik. Petani singkong yang akan berperan mulai dari penggarapan lahan hingga mengolahnya menjadi sebuah chip. Sedangkan pabrik yang ada di dalamnya adalah sebagai pengolah chip menjadi tepung.Lahan perkebunan singkong yang seluas 300 ha, pada awal mulanya tidak diperbolehkan adanya pabrik dahulu. Baru setelah 5 bulan, setelah para petani membuat tumpang sarinya, pabrik boleh dibangun di perkebunan singkong tersebut.
Setelah pabrik dibangun ± 4 bulan, pada bulan ke 9 ini pabrik yang di dalamnya melakukan uji coba sampai dengan bulan ke 10. Pada bulan ke 11, di saat mulai panen, singkong yang digarap oleh petani (sudah berbentuk chip) mulai masuk ke pabrik dan diolah menjadi tepung.
Dengan cara yang diusung oleh MSI ini membuat adanya keuntungan antara petani singkong dan pabrik pengelolanya. Para petani merasa tidak terburu-buru untuk segera panen, sedangkan bahan baku yang diberikan ke pabrik akan tetap terpenuhi. Dalam satu kelas (300 ha) akan menghasilkan singkong 1.000 ton ingkong.
Dari : tabloidsinartani.com